Surat dari Adi Rukun
Adi Rukun, salah satu penyintas dan keluarga korban genosida 1965-1966, saat sidang International People’s Tribunal 1965 Den Haag; untuk siapapun yang berani #Bicara65 #IPT65
Kami di sini… Di negeri sendiri…
Hidup dikebiri… Kami di caci…
Kami dimaki… Dicurigai…
Kami diintimidasi… Kami dihabisi
Kami dianggap sampah, jadi tempat sumpah serapah
Kami dinggap mahluk tak berguna dan bukan manusia, karena dianggap durjana
Kami ini juga manusia… Yang punya segala rasa…
50 tahun sudah… Apakah masih belum cukup???
apakah kami harus menanggung salah yang tak pernah kami perbuat???
apakah kami harus menunggu 1000 tahun lagi baru dianggap sebagai manusia???
Apakah kalian belum puas menyiksa kami…
Semua yang kami punya telah kalian miliki…
Harta kami….
Kemerdekaan kami…
Kesucian ibu-ibu kami…
dan semua harga diri kami….
Kami sudah tak punya apa-apa lagi…
Kecuali suara di IPT ini….
Terima kasih dan salam hormat ku: buat hakim, saudara dan orang tuaku para saksi dalam IPT ini
Harapan dan segala doa yang baik selalu dariku
aku menyayangi kalian semua.
Semoga semua air mata yang jatuh ini, membawa kebahagiaan kedepannya, amin.
Your comment?