Investigasi Kuburan Massal, Sumbangan Penting Kemanusiaan
- Editorial “Soeara Kita” Edisi No. 158 – XIX
Apa yang dilakukan YPKP 65 sebagai sebuah lembaga penelitian berfokus pada fakta spesifik korban genosida politik tragedi kemanusiaan 1965, yakni investigasi keberadaan lokasi pembantaian dan kuburan massal korban di seluruh pelosok Indonesia; dinilai sebagai langkah konkret serta sumbangan yang penting artinya bagi interest kemanusiaan. Penilaian ini diberikan oleh banyak saksi sejarah, para korban dan keluarganya.
Investigasi lanjutan seperti ini bukan sekedar meladeni tantangan Menko Polhukam -waktu itu- Luhut Panjaitan, setelah menerima data awal 122 titik lokasi kuburan massal yang kita laporkan terdahulu (2015). Sementara jumlah temuan yang dilaporkan daerah dan diverifikasi oleh tim terus bertambah jumlahnya, dari 136 titik menjadi 162 titik (November 2017) yang lokasi dan sebarannya makin meluas; serta telah pula dilaporkan ke Komnas HAM. Bahkan up-date hasil pendataan terakhir jumlah lokasi pembantaian dan kuburan massal korban 65 telah mencapai 221 lokasi temuan! (Maret 2018).
“Jumlah [lokasi kuburan massal_Red] ini bakal terus bertambah”, demikian Ketua YPKP 65 Pusat, Bedjo Untung selalu mengingatkan.
“Temuan lokasi kuburan massal korban 65 adalah bukti adanya kejahatan HAM berat masa lalu di Indonesia”, sambung Bedjo Untung.
Faktanya laporan daerah terkait temuan lama maupun baru ini terus mengalir. Dan meskipun menghadapi problem resources sumber daya, termasuk kendala biaya serta operasional lainnya; tim investigasi YPKP 65 tetap melanjutkan riset investigasinya. Banyak diantara temuan kuburan massal (mass-graves) sekaligus merupakan lokasi pembunuhan para Tapol 65 yang semuanya dilakukan rejim Orba tanpa prosedur hukum dan putusan pengadilan.
“Seharusnya negara lah yang melakukan [verifikasi_Red] temuan ini”, ujar salah satu relawan daerah yang dilibatkan dalam tim investigasi.
Ya, mestinya memang demikian. Tetapi YPKP 65 tak bisa menunggu political-will pemerintah selain tak jemu-jemunya mendesak negara melalui berbagai cara. Kerja turba investigasi dan verifikasi kuburan massal korban Tragedi 65 ini dimaksudkan dapat memenuhi kebutuhan mass-graves data-base secara nasional. Namun juga pada kenyataan empiris di lapangan, disamping jauh dari maksud mengungkit luka lama; langkah ini dinilai menjadi terapi [trauma-healing_Red] psikologis bagi sebagaian besar korban genosida politik 65 yang nyaris putus asa.
Semua ini merupakan sumbangsih bagi kemanusiaan. Karena kebanyakan korban memang telah memasuki usia renta bahkan banyak pula yang telah wafat. Namun waktu tak boleh dibiarkan menggerusnya di jalan sunyi. Harus dibuka “Jalan Berkeadilan bagi Korban” dan negara tak boleh terus-terusan mengabaikannya. Atas nama kemanusiaan, tragedi yang masuk kategori genosida politik 1965 ini tak boleh jadi beban sejarah bangsa, sehingga harus dibuka seterang-terangnya… [Red]
Your comment?