RIP… 20 Oktober 2023 SAENAH KORBAN KEKERASAN SEKSUAL GENOSIDA 65 DARI PEKALONGAN WAFAT
Kesaksian Saenah muncul dalam film dokumenter Indonesia’s 1965 Genocide : Germany’s Unknown War Against Communism [Redfish 2022] (periksa mulai menit 27)
Kembali korban 65 berduka.
Saenah usia 75 tahun wafat dengan tenang kemarin Jumat 20 Oktober 2023 dan dimakamkan hari ini.
Saenah salah satu dari 30 gadis asal daerah Pekalongan dan Pemalang yang menjadi korban kekerasan seksual secara massal pada tragedi 1965-66.
Ia menjadi penari LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat) dengan tarian dan lagu- lagu yang mencerminkan kritik sosial ketika itu: Tari Genjer-Genjer, Tari Anjangsana, Tari Tani, Tari Blonjo Wurung, dll.
Namun ia yang pada 1965 berusia sekitar 17 tahun itu mengalami ancaman dan kekerasan seksual yang amat biadab dari para aparat kekuasaan.
Dengan dalih bila ia menolak maka ayah, ibu dan ia sendiri akan dibunuh.
Dengan mata dan mulut ditutup pakai kain ia dibawa ke suatu tempat entah ke mana dari rumahnya menelusuri jalan gelap. Sesampainya di tempat dipaksa melayani nafsu binatang para gerombolan beringas 4-5 orang secara beramai-ramai.Ini ia alami hampir setiap malam selama 3 bulan.
Testimoni yang berani dari Ibu Saenah memperkuat hasil penyelidikan pro justisia Komnas HAM bahwa kejahatan kemanusiaan Tragedi 1965-66 adalah memang kejahatan kemanusiaan yang maha dahsyat yang menewaskan 500.000- 3.000.000 jiwa termasuk penyiksaan, penahanan, pembunuhan, penculikan, kerja paksa, ujaran kebencian, diskriminasi dan pemerkosaan.
Negeri ini masih memiliki hutang sejarah dan hutang kemanusiaan yang harus dipertanggungjawabkan.
Ungkapkan tragedi 1965-66 seterang-terangnya. Kebenaran harus dibuka dan keadilan serta pemulihan bagi korban harus ditegakkan.
Salam ikut belasungkawa. Kiranya sahabat, kawan dan sanak-saudara tabah.
(bj YPKP65)
kesaksian yang diberikan kepada YPKP
Your comment?