MEMORIAL KUBURAN MASSAL YOGYAKARTA

355 Viewed Redaksi 0 respond
449666390_10225061590506832_2868540837322674367_n

 

 

Pada 28 Agustus – 4 September 2000 madam Francois Mitterand mantan Ibu negara Perancis dengan didampingi Bung Umarsaid mantan Sekretaris Jenderal Organisasi PWAA (Persatuan Wartawan Asia-Afrika) berkunjung ke Indonesia. Rangkaian kunjungannya untuk menemui Komnas HAM, diskusi akademik dan temui tokoh-tokoh politik korban kejahatan kemanusiaan berat genosida 1965 di Jakarta. Salah satu kunjungannya yang sangat menarik ialah melihat dengan mata kepala sendiri situs tempat eksekusi tahanan politik tragedi 1965/1966 di Luweng Wanasari di daerah Yogyakarta.

 

Menurut saksi mata di lokasi ini tiap malam pada November 1965 sampai tiga bulan pertama pada tahun 1966 puluhan truk berisikan tahanan politik dari berbagai wilayah di kota Yogyakarta dan sekitarnya dalam kondisi tangan diikat, mata tertutup satu persatu diturunkan dari truk dan kemudian “dijengkangkan” (didorong dengan kaki) oleh militer ke dalam “luweng” (lubang) Wanasari. Jumlah tidak terhitung, ada yang mengatakan ratusan tapol ada juga yang mengatakan ribuan jumlahnya. Dengan cara mendorong ke dalam lubang secara hidup-hidup, militer tidak perlu menghabiskan peluru. Jenasah para tapol kemudian masuk ke dalam lubang dan terus mengikuti aliran air di dalam tanah/gua-gua yang hanyut dan hilang ditelan air sampai ke samudera Indonesia.

 

Proses eksekusi dengan cara mendorong tahanan politik ke luweng ini dihentikan setelah ada seorang tapol yang dengan berani memegangi kaki berlars sepatu militer, sehingga sang tentara akhirnya ikut terjun masuk ke dalam luweng dan tewas bersama tapol.

Sejak saat itu akhirnya lubang maut diberi pagar pembatas dari anyaman bambu agar orang tidak mendekat karena dikhawatirkan akan terperosok dan terjun ke dalam lubang maut tersebut.

 

JEMBATAN BANTAR KULON PROGO

 

Di Jembatan Bantar kali Kulonprogo juga menjadi saksi bisu yang menyaksikan puluhan bahkan ratusan tahanan politik dieksekusi dengan cara ditembak di atas jembatan dan mayatnya jatuh ke sungai, mengapung dan hanyut menuju pantai samudera Indonesia.

Yogyakarta memiliki tempat-tempat lokasi penyiksaan dan penahanan, salah satunya adalah di Penjara Wiragunan. Dari penjara ini ada 19 tahanan politik yang dipindahkan ke penjara Wonosobo yang akhirnya dieksekusi di hutan Situkup Dempes. Menurut kesaksian seorang narapidana yang ditugasi untuk menggali lubang di hutan tersebut. Ia menemukan catatan nama-nama tapol yang akan disksekusi pada secarik kertas. Pada lokasi penguburan jenasah tapol ditanami beberapa pohon kelapa sebagai penanda. Di kemudian hari pada akhir 1999 dan awal 2000 YPKP65 melakukan penggalian kuburan (exhumasi) dan menemukan sekurangt-kurangnya 21 kerangka jenasah tapol yang dieksekusi di hutan Situkup ini. Salah satu kerangka yang diketemukan adalah ayah Ibu Muhayati asal Yogyakarta. Lebih lengkap kisah penggalian kuburan massal bisa disaksikan di video Youtube Penggalian Kuburan massal Wonosobo diproduksi oleh Jakartanicus.

 

MEMORIALISASI

 

YPKP 65 telah menemukan dan mencatat sekurang-kurangnya ada 356 titik lokasi kuburan massal yang berserakan di berbagai kota di seluruh Sumatera, Jawa, Bali, NTT, NTB. Jumlah ini masih akan terus bertambah. Catatan dokumentasi kuburan massal ini sangat penting disamping catatan tentang jumlah nama-nama yang dibunuh, ditahan, diculik, wajib lapor, dipekerjakan secara paksa layaknya budak di Nusa Kambangan, Pulau Buru, Tangerang dan di lain-lain kota.

 

Banyak lokasi penyiksaan atau pun tempat kuburanmassal kini berubah menjadi mall, pertokoan, kantor, tempat wisata, dan lain-lain. Secara sengaja dan/atau tidak sengaja pelaku kejahatan kemanusiaan ingin menghilangkan jejak dengan cara merusak atau pun menghilangkan barang bukti. Mereka menganggap dengan menghilangkan barang bukti akan menyulitkan bila pada saatnya nanti akan digelar Pengadilann HAM adhoc.

 

Karena itu YPKP 65 tidak henti-hentinya menyerukan kepada kawan-kawan korban, keluarga korban untuk terus merawat, melestarikan dan menjaga situs-situs kuburan massal, serta bukti-bukti lainnya berupa Surat Pembebasan, KTP yang ada label ET, dan Kisah-kisah Kesaksian/testimoni para Korban. Dengan cara ini kita sudah ikut berkontribusi untuk berusaha melakukan upaya pengungkapan kebenaran. Kita harus melawan narasi sejarah penuh kebohongan yang selalu dikoar-koarkan Orde Baru.

YPKP 65 tetap mendesak Negara/Pemerintah RI menyelesaikan kejahatan kemanusiaan yang berat tragedy 1965/166 dari akar masalahnya, bukan dari ranting-rantingnya. Tidak mungkin akan ada rekonsiliasi tanpa dicabutnya berbagai peraturan dan perundang-undangan diskriminatif yang membelenggu para mantan tahanan politik genosida 1965/1966.

 

Dan, YPKP 65 tetap mendesak agar Pengadilan HAM adhoc dibentuk sesuai Rekomendasi Tim Penyelidik pro justisia Tragedi 1965/1966 oleh Komnas HAM untuk mengadili para pelaku (perpetrators) sehingga para Korban memperoleh kepastian hukum agar hak-hak Korban bisa dieksekusi sebagai prasyarat untuk memperoleh ganti rugi/kompensasi yang disyaratkan oleh UU-LPSK.

 

“Korban akan memperoleh reparasi, restitusi dan kompensasi/gantirugi bila telah ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap”

 

Mari kita para Korban dan keluarga Korban untuk terus berjuang tanpa mengenal lelah demi tegaknya kebenaran dan keadilan serta YOGYAKARTA pada saatnya nanti akan berdiri suatu Monumen MEMORIAL di lokasi tempat penyiksaan dan eksekusi Tahanan Politik genosida 1965 agar generasi muda bisa mengenang serta belajar sejarah yang benar, agar kejahatan pembunuhan massal tidak akan terjadi lagi. Agar kita bisa membangun Indonesia yang lebih baik lagi yaitu Indonesia yang menghargai dan menghormati hak asasi manusia.

 

Salam hangat,

Bedjo Untung

Ketua YPKP 65 Pusat

 

simak pula

Jejak Solidaritas dan Persahabatan Presiden Yayasan France Libertes Danielle Mitterrand (istri mantan Presiden Perancis Francois-Mitterand) Dengan Eksil dan Tapol ‘1965’ 

 

Lampiran Gambar-Gambar YPKP65 bersama Madam F. Mitterand kunjungi Luweng Wanasari Tempat Eksekusi Tapol 1965/1966 (Doc.ypkp65).

449679573_10225061591946868_4258290156941332553_n 449511976_10225061586786739_1813148413645990477_n 449511949_10225061588226775_6181890688763927683_n 449519727_10225061587706762_5309296240287444277_n

Don't miss the stories follow YPKP 1965 and let's be smart!
Loading...
0/5 - 0
You need login to vote.
Screen Shot 2024-06-22 at 10.43.30 PM

Arsip Digital Buletin ‘SOEARA KITA’ Terbitan Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965-1966 (YPKP 1965)

Related posts
Your comment?
Leave a Reply