Kisah Tapol
Menyaksikan jiwa-jiwa yang dibantai: Mengajarkan Tragedi 1965 melalui Sastr...
Oleh: Yoseph Yapi Taum 1 ABSTRAK Pembelajaran rekonsiliasi mengenai tragedi 1965 dapat dilakukan melalui sastra. Tiga buah karya sastra berbentuk cerpen yang berlatar belakang Tragedi 1965 dan ditulis dalam kurun waktu yang berdekatan adalah ”Maut” karya Mohammad Sjoekoer (1969),... read more »
Kisah Kelam Jembatan Cindaga
Senin, 27 Juni 2011 pagi itu cerah ketika Sumarno (kini 39 tahun) warga Banyumas asal Desa Rawalo berada di atas jembatan Serayu setelah memarkir motor Supra miliknya. Masa itu orang memanfaatkan bentang jembatan untuk menjemur padi atau jagung hasil panen, karena memang jembatan ini tak lagi... read more »
In Memoriam: Michel Karatem | 27 Agustus 1934 – 11 Mei 2018
Rest in Peace: Michel Karatem, “Anak negeri seribu pulau” ini lahir di kampung Ngaibor, Pulau Tarangan, Kabupaten Aru, Maluku Tenggara, 27 Agustus 1934. Menjelang 86 tahun usianya ia wafat setelah beberapa hari dirawat di RS Mayapada Modern-Land, Tangerang pada hari Jumat, 11 Mei 2018, pukul... read more »
Lelayu | Mardadi Untung | 28 April 1937 – 11 Mei 2018
… satu lagi kesuma runtuh pada hari ketika Merapi terbatuk di pagi cerah bersamanya … Jumat, 11 Mei 2018, menjadi penanda waktu dimana seorang pelukis eks anggota Lekra; memenuhi panggilan kuasa Tuhannya. Mardadi Untung, 81 tahun, meninggal di RS Santa Maria, Pegatungan Mulyoharjo,... read more »
Mengenal Pramoedya Ananta Toer lebih dekat lewat catatan dan surat-surat
Sastrawan kawakan Pramudya Ananta Toer, yang karyanya selama ini menjadi inspirasi orang dalam memaknai sejarah perjuangan di tengah penindasan, ternyata memiliki sisi-sisi lain yang tak banyak orang mengetahuinya. Apa saja? Hallo, Gus. Kau sudah besarkah sekarang? Kau sudah di klas 1 SD sekarang?... read more »
More from Kisah Tapol
Ode Untuk Eyang Sri
Febriana Firdaus | 25 April 2018 Nawala ini saya tulis sekitar dua jam setelah saya menerima kabar bahwa Sri Sulistyawati, atau yang lebih dikenal sebagai Eyang Sri, meninggalkan kita... read more »
Perempuan Yogyakarta dalam Perjuangan
Nur Janti | 21 Aperil 2018; 14.00 wib Para perempuan Yogyakarta memanfaatkan apa saja, termasuk menyamar, untuk menjaga laju perjuangan. Tak sedikit yang kehilangan nyawa. TANPA... read more »
Menuju Pulau Buangan
Penulis: Bedjo Untung, sebagaimana dikisahkan oleh Tuba* Nama saya Tuba, ayah saya bernama Abdurahim. Dalam Kartu Tanda Penduduk, KTP -yang pernah ditandai “ET” itu- nama saya... read more »
Sejarah Indonesia | Kisah Kelam Pembantaian di Tepi Sungai Bengawan Solo
Oleh: Iswara N Raditya – 31 Maret 2018 Sekitar seratus orang Tionghoa tewas dalam penyerbuan yang dipimpin oleh Raden Ayu Yudakusuma pada 1825. “Tanpa mempedulikan jerit dan... read more »
Ziarah Sunyi ke Makam Ramli
“tak boleh lagi kembali ke jalan senyap setengah abad yang bisu sudah lebih lampaui waktu” [Jalan Senyap, dari Antologi Puisi “Kayusula”, Aris Panji Ws; 2017] Saat masih berada di... read more »