Setara: Isu PKI Digunakan Untuk Memecahbelah dan Untungkan Pihak Tertentu

JAKARTA – Ketua Setara Institute Hendardi menganggap upaya pengungkapan sejarah atas peristiwa 1965 kerap digunakan pihak tertentu untuk menggiring isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia.
Tidak sedikit masyarakat yang terpengaruh dengan isu tersebut dan melakukan penolakan keras. Salah satu contohnya yakni bentrokan yang terjadi di depan kantor YLBHI, Jakarta Pusat, Minggu (17/9/2017) malam.
“Masyarakat mesti sadar dan memahami bahwa isu kebangkitan PKI adalah cara untuk memecah belah warga dan hanya menguntungkan pihak-pihak yang menggerakkannya,” ujar Hendardi dalam siaran pers, Senin (18/9/2017).
Hendardi mengatakan, pada peristiwa di YLBHI, terlihat jelas bahwa massa yang menyerang merupakan kelompok intoleran yang selama ini menebar teror atas keamanan dan ketertiban masyarakat.
Polri, kata dia, harus menyadari bahwa tindakan persekusi tersebut merupakan gerakan by design yang ditujukan untuk tujuan politik dan menciptakan instabilitas politik dan keamanan.
Secara de jure, paham komunisme telah dilarang berkembang. Secara de facto, kata Hendardi, gerakan ini tidaklah nyata.
“Dengan demikian, kebangkitan PKI adalah illusi tetapi terus dikapitalisasi sebagai alat politik penundukkan,” kata Hendardi.
Ia meyakini ada auktor intelektual yang mengendalikan mereka. Oleh karena itu, kepolisian diminta tak berhenti hanya mengamankan beberapa aktor di lapangan saja.
“Tetapi harus mencari auktor intelektual di balik peristiwa itu,” kata Hendardi.
Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz sebelumnya mengatakan bahwa massa aksi termakan informasi hoaks. Hendardi meminta polisi juga mencari oknum yang menyebarkan informasi hoaks tersebut.
“Indikasi keterlibatan individu dan organisasi jelas bisa ditelusuri dari hoaks yang selama ini diproduksi dan disebarluaskan, yang pada intinya bertujuan melemahkan kepemimpinan Jokowi,” kata Hendardi.
“Polri juga tidak boleh lagi berkompromi pada kelompok yang mengklaim anti-PKI yang melakukan banyak praktik persekusi dalam tiga tahun terakhir,” lanjut dia.
PenulisAmbaranie: Nadia Kemala Movanita | Editor: Sabrina Asril
Sumber: Kompas.Com
Leave a Reply
#Popular in this month
Popular
-
1Temuan Baru YPKP’65: Titik Kuburan Massal Korban Tragedi 65
-
2Catatan Rahasia Sebelum Munculnya G30S [Secret]
-
3Ladang Pembantaian Massal Indonesia
-
4Rocky Gerung: “Ketakutan Muncul Negara Komunis Sebenarnya Sudah Tak Ada”
-
5Wawancara Dengan Dr Soebandrio, Kepala Badan Pusat Intelijen : Soeharto Memang PKI!
-
6Seperti ini Fakta Mengejutkan Peristiwa G 30 S PKI yang diungkap Oleh CIA
-
7Letkol Ahmad Yadau
-
8Cerita Seputar Para Penculik G30S
-
9Surat Terbuka Pramoedya Ananta Toer kepada Keith Foulcher
-
10Jagal Gestok’65 Bandung Selatan Minta Maaf
-
Sekilas Tempo Doeloe [3]
Oleh: Andreas JW Gagal Menyelamatkan Bung Amir Di tengah-tengah kerja... read more »
-
Sekilas Tempo Doeloe [1]
Oleh: Andreas JW Mengenal Alimin Kira-kira awal 1946, pimpinan Jawatan... read more »
-
Tangan Mohammad Hatta Berlumuran Darah Dalam Peris...
Oleh: Martin L Dinihari 19 September 1948, Brigade 29 yang... read more »
-
Perempuan Yogyakarta dalam Perjuangan
Nur Janti | 21 Aperil 2018; 14.00 wib Para perempuan Yogyakarta... read more »
-
Kartini
Penulis: Anton DH Nugrahanto. Arti penting Kartini itu bukan di sosoknya,... read more »
-
162 Lokasi Kuburan Massal Dilaporkan ke Komnas HAM
Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965/66 (YPKP 65) menyertakan... read more »
-
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ditolak masu...
22 Oktober 2017 Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, gagal bepergian ke... read more »
-
Laporan Pembasmian Komunis dalam Dokumen Rahasia A...
Martin Sitompul | Jum’at 20 Oktober 2017 WIB Konsul AS di Surabaya... read more »
Your comment?