Sum, Film Penyintas Tragedi ‘65 Borong Penghargaan Sodoc

1708 Viewed Redaksi 0 respond
sodoc_sum
21 Oktober 2018

Film Sum sutradara Firman Fajar Wiguna produksi Brankas Film SMA Negeri 2 Purbalingga menyabet dua penghargaan sekaligus diajang Solo Documentary Film Festival (Sodoc) 2018.

Selain film terbaik kategori pelajar, film berdurasi 15 menit ini juga diganjar film favorit penonton. Penghargaan diterima saat malam penganugerahan pada Sabtu malam, 20 Oktober 2018 di Gedung Kethoprak Balekambang Surakarta.

“Sempat tidak menyangka akan dapat penghargaan film terbaik, ditambah film favorit pula. Penghargaan ini tentu didedikasikan bagi para penyintas tragedi ’65 yang tak pernah mendapat keadilan hingga saat ini,” ungkap Firman yang berangkat ke Solo tanpa mengantongi izin pihak sekolah.

Sum berkisah seorang perempuan penyintas ’65 yang berlatar bekas aktivis Barisan Tani Indonesia (BTI). Setelah menghuni penjara selama 13 tahun tanpa pengadilan, Sum yang bernama lengkap Suminah, hidup dalam kesendirian. Hingga saat ini, ia terus menunggu berbaliknya realita zaman.

Ada 17 film dokumenter pelajar dari seluruh Indonesia yang bersaing kemudian empat film terseleksi nominasi yang dinilai juri. Tiga juri kategori pelajar antara lain Jason Iskandar, Steve Pillar Setiabudi, dan Tomy Taslim.

Menurut Jason Iskandar, Sum menarik dan langka karena menawarkan warna atau gaya baru film dokumenter pelajar tentang memori seseorang yang memaparkan ingatannya kemudian di-capture pembuat film.

“Film ini bergaya dokumenter esai yang mengangkat isu penting di Indonesia, terlebih ketika dibahas oleh pelajar,” tutur juri yang aktif membuat dokumenter sejak masih pelajar.

Sebelumnya, Sum sempat menyabet film dokumenter terbaik di ajang Festival Film Purbalingga (FFP) 2018 dan nominasi dokumenter pelajar di Festival Film Kawal Harta Negara (FFKHN) 2018.

Sumber:  CLC Purbalingga

 

Don't miss the stories follow YPKP 1965 and let's be smart!
Loading...
0/5 - 0
You need login to vote.
Juru Bicara Presiden Johan Budi. (Foto: Adhi Wicaksono)

Istana Jawab Kontroversi Politik dan HAM 4 Tahun Terakhir

kisah-tapol

Segulung Kertas Kecil di Ubi Rebus

Related posts
Your comment?
Leave a Reply