GAGAL TOTAL Framing Gatot Tentang “Siapa PKI”, Dibantah Ahli Sejarah!
![ilustrasi: Gatot Nurmantyo [Kredit Foto: Viva]](http://ypkp1965.org/wp-content/uploads/2018/09/gatot_viva-655x360.jpg)
Manuel Mawengkang | 29 September 2018
Gatot sedang membangun opini sesat dari para warga. Ia mengatakan bahwa kekuatan yang menghentikan kewajiban penayangan film G30SPKI adalah PKI. Ia juga mengatakan pencabutan TAP MPRS dilakukan oleh pengaruh PKI. Tapi semuanya itu GAGAL TOTAL. Gus Dur bukan PKI!
Yunus Yosfiah menteri penerangan saat itu BUKAN PKI. Habibie itu BUKAN PKI! Penjelasan ini menampar nalar bocor dari Gatot. Mantan militer kok malah nyerang orang nasionalis? Jadi siapa yang PKI? Jadi takut pilih militer jadi pemimpin. Gara-gara Gatot, Prabowo makin tenggelam.
Yuk disimak videonya.
Transkrip
Rosiana Silalahi: Pak Gatot kan seorang mantan panglima TNI yang punya data tentang kebangkitan PKI. Tidak mungkin seorang Panglima TNI asal bicara soal bagaimana gerakan ini ada secara nyata di masyarakat. Pak Gatot bagaimana Anda menjelaskan bahwa ada indikasi yang kuat dan ini bukan paranoia atau isapan jempol?
Gatot Nurmantyo: Ya saya sampaikan bahwa peristiwa G30SPKI itu rangkaiannya bukan hanya TNI saja. Tapi umat Islam dan tokoh-tokoh agama, khususnya NU, Banser dan sebagainya yang menjadi korban yang cukup banyak di berbagai daerah. Kemudian mari kita lihat.
Suatu kekuatan yang luar biasa setelah reformasi itu bahwa yang saya katakan tadi. Akar budaya nasionalisme kita mulai dihilangkan dulu. Itu sistem.
Seperti pendidikan Bahasa Indonesia, agama, civics dan budi pekerti yang tadinya merupakan pelajaran pokok yang apabila nilai merah kita tidak bisa naik kelas, itu dihilangkan.
Yang kedua sejarah tentang pemberontakan G30SPKI dihilangkan. Kalau bukan kekuatan besar itu, apa tujuannya?
Rosiana Silalahi: Jadi pelajaran itu dihilangkan, Anda melihat ini juga bagian dari taktik mereka yang terafiliasi PKI?
Gatot: Iya strateginya seperti itu!
Rosiana Silalahi: Tidakkah itu terlalu serius pak? Terlalu paranoia?
Gatot Nurmantyo: itu kan ada rangkaiannya. Kemudian habis itu tuntutan pencabutan TAP MPRS yang dibuat tahun 1966, siapa lagi kalau bukan ITU? Siapa lagi kalau bukan PKI itu?
Kemudian penghapusan sejarah pemberontakan PKI, siapa lagi kalau bukan PKI? Kemudian lagi tentang pemberhentian pemutaran film yang selama ini. Siapa yang minta kalau bukan PKI?
Rosiana Silalahi: Pak Gatot, apa yang bapak baru katakan ini sangat serius dan punya implikasi yang serius. Karena (menurut Gatot) mereka yang mencabut TAP MPRS adalah PKI, mereka yang ingin mengganti mata pelajaran sejarah itu adalah PKI.
Gatot Nurmantyo: Kalau bukan kekuatan PKI, siapa lagi itu? Apa nasionalisme yang… kan tidak dong logika berpikirnya?
Rosiana Silalahi: Baik. Apa tanggapan Anda, Bung Usman?
Usman Hamid (Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia): Saya kira logika itu terlalu lompat-lompat dan menyederhanakan masalah. Sebenarnya ada dua hal.
Yang pertama tentang film G30SPKI yang disebut sebagai pengkhianatan. Yang kedua tentang paham dari komunisme atau marxisme itu sendiri.
Untuk yang pertama, film ini tidak benar diputar selama orde baru. Itu diproduksi tahun 1981 sampai ke tahun 1998. Di era 98 ke 99 era pemerintahan Pak Habibie, seniornya Pak Gatot ini yaitu pak Yunus Yosfiah ketika itu adalah menteri penerangan, ketika itu letnan jenderal.
Dia yang mengumumkan bahwa film itu dihapuskan dari kewajiban untuk diputar setiap tahun. Jadi kalau dikatakan “yang meminta penghentian film itu adalah PKI, siapa lagi kalau bukan mereka”, itu KELIRU. Justru dari dalam pemerintahan Habibie ketika itu memang mau meninjau ulang.
Yang kedua menteri pendidikan ketika itu Pak Juwono Sudarsono di era Pak Habibie yang melakukan peninjauan ulang melalui satu tim khusus untuk memeriksa seluruh sejarah di buku sejarah yang dianggap mengandung muatan sejarah yang tidak benar.
Apakah Juwono adalah PKI? BUKAN! Orang terdidik. Profesor. Pak Yunus Yosfiah PKI? BUKAN. Jenderal angkatan darat. Jadi logika semacam itu membangun suatu insinuasi (prasangka atau tuduhan atau fitnahan) yang negatif tanpa dasar fakta yang jelas.
Di era pemerintahan Gus Dur usaha untuk mencabut TAP MPRS yang melarang marxisme, leninisme itu datang dari seorang Presiden Abdurrahman Wahid. Mantan ketua PBNU yang bertahun-tahun memimpin organisasi Islam.
Saya orang NU, ayah saya orang kampung, tapi dia kyai.
Itu Gus Dur yang mengajukan untuk penghapusan TAP MPRS karena dianggap menjadi dasar bagi diskriminasi terhadap begitu banyak orang yang tidak salah tapi dianggap salah.
Gus Dur bukan PKI! Gus Dur anak kyai. Gus Dur sendiri adalah kyai.
Jadi keliru kalau kemudian membangun logika lompat-lompat seolah-olah yang meminta penghapusan TAP MPRS itu PASTI PKI. ITU KELIRU FATAL. Membodohi masyarakat!
Memampuskan logika berpikir Gatot itu MUDAH! Prabowo pasti kalah.
#JokowiLagi
Begitulah gagal-gagal.
Source: Seword.Com
Leave a Reply
#Popular in this month
Popular
-
1Wawancara Dengan Dr Soebandrio, Kepala Badan Pusat Intelijen : Soeharto Memang PKI!
-
2Surat dari Adi Rukun
-
3Catatan Rahasia Sebelum Munculnya G30S [Secret]
-
4Laporan dan Rekomendasi Komnas HAM Tentang Peristiwa 1965 – 1966
-
5Penggalan Kepala Dipajang sepanjang Jalan
-
6Bedjo Untung di Forum HAM Asia
-
7Bedjo Untung: “Masalahnya di Jaksa Agung”
-
8Rocky Gerung: “Ketakutan Muncul Negara Komunis Sebenarnya Sudah Tak Ada”
-
9Commemoration of the “Orba” Prison in Tangerang*
-
10Tangan Mohammad Hatta Berlumuran Darah Dalam Peristiwa Madiun
-
Korban pembersihan anti-komunis Indonesia memenang...
Bedjo Untung memenangkan pengakuan di Korea Selatan untuk pencarian... read more »
-
Afro-Asiaisme di Akademi Indonesia
Wildan Sena Utama | 10 Februari Empat tahun lalu, Carolien Stolte... read more »
-
Komitmen penegakan hukum dan HAM dipertanyakan
Temuan 346 lokasi kuburan massal korban tragedi 1965-66 dilaporkan YPKP... read more »
-
Seputar Proklamasi Kemerdekaan Kita
Kesaksian Soemarsono “…Ada cerita tentang Proklamasi... read more »
-
Sekilas Tempo Doeloe [3]
Oleh: Andreas JW Gagal Menyelamatkan Bung Amir Di tengah-tengah kerja... read more »
-
Sekilas Tempo Doeloe [1]
Oleh: Andreas JW Mengenal Alimin Kira-kira awal 1946, pimpinan Jawatan... read more »
-
Tangan Mohammad Hatta Berlumuran Darah Dalam Peris...
Oleh: Martin L Dinihari 19 September 1948, Brigade 29 yang... read more »
-
Perempuan Yogyakarta dalam Perjuangan
Nur Janti | 21 Aperil 2018; 14.00 wib Para perempuan Yogyakarta... read more »
Your comment?