Tag Archives Tapol 65

djoko-sri-muljono1
Lelayu | Ir. Djoko Sri Moeljono

Lelayu | Ir. Djoko Sri Moeljono

Djoko Sri Moeljono [ 5 Mei 1938 – 3 Mei 2018 ]   Ir. Djoko Sri Moeljono, pria Jawa Timur kelahiran di Banyuwangi, 5 Mei 1938. Dalam program tugas belajar ke luar negeri semasa pemerintahan Soekarno, dia mengambil jurusan Metalurgy dan menyelesaikan studinya di Universitas Persahabatan... read more »

pram_bbc
Mengenal Pramoedya Ananta Toer lebih dek...

Mengenal Pramoedya Ananta Toer lebih dekat lewat catatan dan surat-surat

Sastrawan kawakan Pramudya Ananta Toer, yang karyanya selama ini menjadi inspirasi orang dalam memaknai sejarah perjuangan di tengah penindasan, ternyata memiliki sisi-sisi lain yang tak banyak orang mengetahuinya. Apa saja? Hallo, Gus. Kau sudah besarkah sekarang? Kau sudah di klas 1 SD sekarang?... read more »

Tuba bin Abdurahim [Foto: Humas YPKP 65]
Menuju Pulau Buangan

Menuju Pulau Buangan

Penulis: Bedjo Untung, sebagaimana dikisahkan oleh Tuba* Nama saya Tuba, ayah saya bernama Abdurahim. Dalam Kartu Tanda Penduduk, KTP -yang pernah ditandai “ET” itu- nama saya tertulis Tuba bin Abdurahim. Saya tidak tahu, mengapa ayah saya memberi nama “tuba” yang berarti zat atau racun... read more »

sumilah.2a
RIP | Maria Goretti Sumilah

RIP | Maria Goretti Sumilah

Selasa, 27 Maret2018; jam 19.30 wib di RS Panti Rini, Kalasan Sleman Maria Goretti Sumilah, lebih dikenal dengan Bu Milah, sesungguhnya adalah korban “salah tangkap” pada suatu operasi militer pembasmian PKI paska Oktober 1965. Dikatakan korban “salah tangkap” karena semestinya yang... read more »

Sumardi, aktivis Banser GP Ansor Purwodadi [Foto: BU]
Kesaksian Banser Sumardi: “Tapol 6...

Kesaksian Banser Sumardi: “Tapol 65 Diperas”

Apa saja yang terjadi di seputar Geger Gestok ’65 yang secara nasional diikuti oleh tumbangnya kekuasaan Soekarno sebagai Presiden RI pertama?  Lalu naik lah Soeharto yang membangun kekuasaan orde baru setelah Coup De Taat  itu. Soal kudeta melalui apa yang disebut G30S, Soeharto bilang PKI di... read more »

MASS-GRAVES: Waduk Nglangon di Kradenan, Purwodadi, Grobogan. Keindahannya menyimpan beban dan hutang sejarah lantaran pernah digunakan militer orde baru untuk membunuh dan membuang mayat tapol dalam Tragedi paska Oktober 1965. Pembunuhan terbesar terjadi terutama pada tahun 1965-1969 {Foto: BU]

Menelusuri Kuburan Massal Korban Tragedi 1965

Oleh: Bedjo Untung Waduk  Nglangon Kradenan Purwodadi, Tempat  Eksekusi  Tapol  1965-1968 Purwodadi – Di saat umat Tionghoa merayakan Imlek pada Jum’at (16/02/2018), Tim... read more »

Ilustrasi

Penyelesaian Kasus 1965: Rekonsiliasi atau Pengadilan HAM

23 Januari 2018 | Oleh Lovina Pendahuluan Pada 23 September 2000, berlangsung sarasehan generasi muda Indonesia di Universitas Leuven, Belgia, dengan tema “Mawas Diri Peristiwa September... read more »

GEGER GESTOK 65: Gumbul "Tirto Giri Kalangan" pada masa Tragedi 65 gagal dijadikan lokasi kuburan massal (mass-graves) meskipun telah diperintahkan otoritas militer masa itu {Foto: YPKP'65 Pacitan]

Cokrokembang, Bumi yang Menolak Jadi Kuburan Massal 65

Pucuk gunung Lawu (yang sekarang pajal bagian puncaknya) dalam suatu legenda tutur perbatasan Magetan – Ngawi tengah dipikul punakawan Semar, Gareng dan Petruk. Dari tempatnya,... read more »

Mardadi Untung (81) kembali berkacamata, di masa pemulihan penglihatannya [Foto: Humas YPKP 65]

Trauma Screening dan “kembalinya mata” Mardadi Untung [3]

Namun keajaiban dan kenyataan adalah dua perkara yang sama sekali berbeda, hingga pada suatu pekan ketiga menjelang akhir tahun 2017; gelisah memaksa mata abnormalnya tak bisa terpejam 4... read more »

LPSK: Mardadi Untung. 80 tahun, didampingi putrinya Anggita tengah diperiksa petugas dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) saat menunggu pemeriksaan di Klinik Mata Nusantara Kebonjeruk, Jakarta (29/11) dalam persiapan operasi mata {Foto" Humas YPKP'65]

Trauma Screening dan “kembalinya mata” Mardadi Untung [2]

Cerita Screening Mardadi Untung diciduk militer sebelum ia berangkat ke Jakarta atas ajakan Nyoto yang mempermanai kekuatan sketsa dari karyanya. Nyoto adalah redaktur Harian Rakyat kala itu, dimana... read more »