Arsip Seni Visual Peristiwa 1965-1966 : Para Perupa Mengungkap Sejarah Kelam 1965-1966

1283 Viewed Redaksi 0 respond
Screen Shot 2022-02-17 at 4.04.37 PM

cover foto : Concise History of Mass Murdered 1965 karya Dolorosa Sinaga

Mereka yang bersenjatakan senapan dan peluru, mereka yang mempersiapkan diri menghadapi meriam dan tank, seringkali, sejarah menunjukkan, takut pada kata, warna, nada, juga gerak. Mereka takut pada seni yang tak mereka mengerti tapi mampu menggugah orang ramai.

Tidak heran jika di bawah kuasa tiran otoritarian pemberangusan berekspresi menjadi sebuah hal yang lazim. Pengusiran dan penggusuran jadi hal yang biasa, dan kekerasan menjadi bagian dari bahasa politik. Ketika kebebasan rakyat dirampas, para penguasa sebetulnya sedang memindahkan ketakutan mereka.

Seni yang mengikrarkan diri memuliakan manusia dan kemanusiaan selayaknyamembebaskan manusia dari ketakutan ini. Karena kuas lebih tangguh dari peluru!

Joshua Oppenheimer

“Kebenaran memang pernah absolut dan manusia tidak pernah lepas dari interpretasi. Namun hal inb ukan berarti bahwa manipulasi dan pembohongan bisa dibiarkan dan disamakan dengan suatu bentuk interpretasi. Ada hal yang jauh berbeda dari manipulasi dan interpretasi.

Dan seni bisa digunakan untuk menutupi, bahkan mendukung manipulasi publik. Hal ini telah terjadi pada masa Orde Baru. Disisi lainnya akan selalu lahir seni yang mempertanyakan dan melawan manipulasi yang telah merajalela. Seperti kata George Orwell: Pada masa kebohongan universal merajalela, menyatakan kebenaranmenjadi hal yang radikal.”

Soe Tjen Marching 

 

 

Lorong Genosida Politik (Politisida) 1965-1966 [pameran online] 

mozaik rupa : kuburan massal 65-66 bernama ‘indonesia’

The Act of Killing; The Act of Corrupting (Jagal Bukan Pahlawan) [pameran online]

Sanggar Bumi Tarung : Berjuta mata sebagai saksi bisu  [pameran online] / Genosida Politik 1965-1966 

(penyintas 65)

Mars Nursmono : Sketsa-sketsa Kamp Konsentrasi Pulau Buru [pameranonline] l Genosida Politik 1965-1966

(penyintas 65)

Gregorius Soeharsojo Goenito : Tiada Jalan Bertabur Bunga (MemoarPulau Buru dalam Sketsa) 

(penyintas 65)

SILENCE AND ABSENCE [Sketsa-sketsa Adrianus Gumelar Demokrasno danGrafic Design Bunga Siahaan] l Genosida Politik 1965-1966 

(penyintas 65)

Sketsa-sketsa Siksa dan Penjara Mardadi Untung

(penyintas 65)

Sketsa-sketsa Pulau Buru Leo Mulyono

Dolorosa Sinaga : Concise History of Mass Murdered 1965 in Indonesia [pameran online]  

Dewi Candraningrum : PORTRAITURES OF 1965(Perempuan 65) (pameran online) 

Dadang Christanto1965 Artspace : Kehilangan, Trauma Hingga Protes dan Memorialisasi Genosida1965-1966 

Dadang Christanto : Genocide 1965-1966 [IN RED; DARAH ITU MASIH SEGAR JENDERAL] 

Dadang Christanto : Indonesia Genocide and  Painted Black on Their Faces 

Yayak Yatmaka : The Killing Fields – Ladang Pembantaian 65 – 66 [pameran online] 

Penggalian Kembali – Karya Instalasi Semsar Siahaan 

Bagaimana Perjumpaannya Dengan Para Eks-Tapol ’65, Memori Masa Kecil, Hingga Hantu Komunisme* (*Alat Represi ORBA) Membentuk Perjalanan Aktivisme dan Kreatif Guru Gambar Moelyono (* Moelyono dan Memori ‘1965’)

Kisah Pameran / Karya Instalasi Heri Dono ‘Blooming in Arms’ (Museum of Modern Art, Oxford 1996) Yang Berlatar Kudeta dan Pembunuhan Massal 1965-1966 

1001 Martian Homes : Permenungan dan Imajinasi Tintin Wulia IniBermula Dari ‘Hilangnya’ Sang Kakek di Tahun 1965 

Tintin Wulia Exhibition : Subtext – after Kawara’s Title, 1965 (2019) #1965setiaphari #living1965 

Karya Instalasi “Have You Heard It Lately?” – Studio Malya : Mendengarkan Narasi Sejarah Yang Dipinggirkan

Kenangan, Ingatan dan Rekonstruksi Memori Keluarga, Karya Rupa Maharani Mancanegara (Interupsi Dalam Sejarah; Parodi Partikelir Penjara Koblen)

Narasi Genosida 1965-1966 di ARTJOG 2021 : Perbincangan Sirin Farid Stevy, ‘Dongo Dinongo Reactor’ dan Agung Kurniawan, ‘Maukah Engkau Menari denganku Sekali ini Saja?’  

“Every time I work with them I feel that I am working with my mother”* : Agung Kurniawan Dari Dunia Milik Kita, Gejolak Makam Keramat Hingga Sri: Sebuah Biografi dalam 65 Kata (*dari The Jakarta Post)  

Cerita tentang Mbah Sirin Kakekku, Farid Stevy : Setelah 55 Tahun Merindukan dan 11 Tahun Terakhir Mencari….. (*4.21 Video Music) 

Koes Komo : Sketsa-sketsa IPT 65 [Menolak Bungkam, Menjadi Saksi[pameran online] 

Nobodycorp. Internationale Unlimited : Indonesia’s Killing Fields –Kejahatan Kemanusiaan 65-66 [Pameran Online] 

[Komunalstensil] 1965 : Bukan Cuma Angka, Mereka Bernama danSepenuhnya Manusia (pameran online) 

Didot Klasta Harimurti : Korban2 & Versi2; Mereka Membunuh [artproject on 65] 

Made Bayak : INDUSTRY, HIDDEN HISTORY AND LEGACY THE ISLAND OF GOD(pameran online) 

Karya Kolaborasi Keluarga Made Bayak : ‘B-Pop, Culture and Historic Seneak Peek’; Menafsir  Bali dan Jejak Sejarah Kelam 1965-1966 

Andreas Iswinarto : : KEMANUSIAAN TAK BISA DIBUNGKAM [pameranonline]  

Sketsa-sketsa Musim Menjagal – The Killing Season (plus film) 

Taring Padi : Bongkar Tuntas Kejahatan Suharto 1965 [pameranonline] 

Obed Bima Wicandra : “Gula Itu Merah, Jenderal!” [pameran online]  

HANA TAN HANA: Death and Life of the Unknown (DN Made Ardana‘Membaca’ Sejarah Kekerasan/Genosida 1965-… Bali) 

‘Mwathirika’ and The Victim’s Silent Tale 1965  (Teater Boneka Papermoon; Pameran Rupa IwanEffendi) 

“Bualan Ikan: Narasi-Narasi yang Terseret Arus” – Pameran Tunggal Adi Sundoro “Asun”

Daniel ‘Timbul’ Cahya Krisna : PULANG… #Eksil65 [pameran online] 

Awas 30 September SLAP Art Project [pameran online]  

Daniel Rudi Haryanto : Lika-liku Jejak Hitam 1965 Hingga Kini..[pameran online] 

Ketika Anjing Menyalak dan Obrolan Fasis – Karya-karya Muhammad Ekosupriadi Tentang Genosida 1965-1966 dan Kekerasan Lainnya 

TerrorPaint-Benk Riyadi-Riza-Suhendra-Awank : Negara Bersalah AtasGenosida 1965 [pameran online] 

Jejak Merah di Blitar Selatan – Rista Dwi Irawan [Pameran Online] 

Kharisma Jati : Komik Class Struggle [pameran online]  

Komik Aji Prasetyo :  Produk Propaganda (Membongkar Hoax Orba)  [pameranonline]   

Arip Hidayat : Komik ‘Kuburan Massal’ Jembatan Bacem [pameranonline] 

[EVANS POTON dkk] Komik Djinah 1965 : Years Of Silence [pameranonline]

Eko S Bimantara : Komik Tragedi Itu… “1959-1969 A Critical Decade” [pameran online] 

[Karya-karya Foto Esai] Dari The Act of Living, Supervivere, Exile, Letter to The Lost One, Saksi Bisu Hingga Pemenang Kehidupan.  

Elisabeth Ida dkk SAKSI BISU GENOSIDA 1965 : “Alam itu bisu, tapi dia adalah saksi!” 

Elisabeth Ida Mulyani : (DE/RE) CONSTRUCTION – SEJARAH SIAPAKAH ?[pameran online] 

JANGAN PANGGIL AKU PAHLAWAN : SOEGENG SOEJONO – Karya Instalasi VINCENT RUMAHLOINE (Karya Terbaik Bandung Contemporary Art Awards 2019) #Eksil65

Rangga Purbaya : Surat Kepada Seseorang Yang Hilang/Letter To TheLost One (pameran online)

Investigasi Boentardjo : Menarasikan Sejarah Melalui Seni. *Pencarian Rangga Purbaya Atas ‘Hilangnya’ Sang Kakek, Pengurus Barisan Tani Indonesia 

[Karya Foto Esai] Winners of Life (Pemenang Kehidupan) – Adrian Mulya 

The Act of Living : Pameran Foto PerempuanPenyintas Kekerasan 1965 -Asia Justice & Rights (AJAR) 

Dua Proyek Foto Rosa Panggabean : Sepotong Ingatan dari Kamp Yang Berubah dan ‘Exile’ *Virtual Tour on Rosa Panggabean’s Project Exhibition

Okty Budiati – KAMI BERNYAWA : Butiran Aksara Untuk Tragedi 65; WEARE ALIVE : Granules of Alphabet to The Tragedy of 65 (Kata-Rupa-Nada-Video) 

aku titipkan luka, kotak pandora dan harapan [pameran online rupa-kata Andreas Iswinarto – Okty Budiati]

Museum Bergerak 1965 : Jembatan Ruang Kelas Tragedi  

(1965 adalah mulanya….) Museum Temporer REKOLEKSI MEMORI (pameranonline) 

****

simak pula

Para Sineas dan Pekerja Film Mengungkap Jejak Sejarah Hitam Genosida / Kejahatan Kemanusiaan / Tragedi 1965-1966 

Indonesian Music Archive on Massacre 1965-1966 – Arsip Musik Tentang Sejarah Kelam / Tragedi 1965-1966 

ekspresi seni lainnya

[jenderal-jenderal itu, masih berkuasa] dan Dia ‘Tak Pernah Kehilangan Cintanya’ (Kumpulan Sajak AstamanHasibuan – Penyintas ’65)

Lorong Hitam Tak Kunjung Akhir : Mesin Jahit, Arang, Sikat Gigi, Cerita Rakyat, Tiada Maaf dan Lupa Ingatan (Amnesia) I Genosida Politik 1965

Kompilasi Suara/Ingatan ‘1965 di Atas Panggung Teater : Gejolak Makam Keramat, Nyanyi Sunyi Kembang-kembang Genjer, Setjangkir Kopi Dari Plaja, Mwathirika hingga Temu Rindu

Teater Boneka Papermoon dan Kisah Kelam Tragedi Kemanusian (Genosida) 1965-1966

Dari Temu Rindu hingga Gejolak Makam Semanan:Teaternya Para Penyintas Yogyakarta Yang Tak Pernah Menyerah

SETJANGKIR KOPI DARI PLAJA HINGGA NYANYI SUNYI KEMBANG-KEMBANG GENJER [1965 DI PANGGUNG TEATER], 

‘Dance of the Missing Body’ : MengenaliTubuh Menari dan Sejarah Kekerasan bersama Rachmi Diyah Larasati 

SPATIAL HISTORY : PERTANYAAN SUBVERSI IRWAN AHMETT SOALSUPERSEMAR (PRESENTASI SENI)  

Dari Melarung Bro di Nantalu hingga Peti Ingatan : 21 Cerpen Martin Aleida, Putu Oka Sukanta dan Triyanto Triwikromo /Genosida 1965-1966 

Dari Lubang Buaya, Aku bukan Jamilah , Penjagal Itu Sudah Mati, Pulang, Bunga Tabur Terakhir hingga Merajut Harkat [Bibliografi Karya Sastra Paska-Soeharto Yang Berlatar ( atau bersinggungan dengan) Peristiwa 1965]

Penjagal Itu Telah Mati – Cerpen-cerpen Gunawan Budi Susanto

G30S atau Gestok : Stand Up ComedianMelawan Tabu, Melawan Lupa 

Don't miss the stories follow YPKP 1965 and let's be smart!
Loading...
0/5 - 0
You need login to vote.
Screen Shot 2022-01-08 at 3.55.24 PM

Peta Situs Genosida 1965-1966 Surakarta, Semarang, Purwodadi / Kabupaten Grobogan, Palu, Nusa Tenggara Timur, Aceh dan Kuburan Massal di Indonesia

Screen Shot 2022-03-01 at 2.57.58 PM

Jejak Genosida 1965-1966 : Aceh, Sumut, Riau, Sumbar, Sumsel, Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, Kalsel, Kaltim, Kalbar, NTT, Sulsel, Sulteng, Sulut, Sultra, ….. **

Related posts
Your comment?
Leave a Reply