Korban Tragedi 1965 Temui Gubernur Lemhanas
JAKARTA – Pertimbangan politik guna menghindari kegaduhan, rupanya menjadi kendala tersendiri bagi Presiden Jokowi dalam melaksanakan Nawacita yang diikrarkan sebagai panduan arah pemerintahannya. Itu sebabnya kabar seputar rekonsiliasi nasional bagi penyelesaian tuntas kasus kejahatan HAM berat terkesan surut dan tenggelam tanpa kelanjutan.
Demikian pula kesan yang bisa ditangkap saat Ketua YPKP’65 Bedjo Untung menemui Gubernur Lemhanas Letjen (Purn) Agus Widjojo yang juga Ketua Komite Pengarah pada Simposium Nasional Bedah Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta, 18-19 April 2016 lalu. Simposium yang ditolak terutama oleh kalangan mantan jenderal AD yang kemudian menggelar simposium tandingan 1-2 Mei 2016 di Balai Kartini Jakarta.
“Berilah satu kesempatan bagi Pak Jokowi untuk menyelesaikan tanpa ada kegaduhan politik”, kata Bedjo Untung mengutip pernyataan Agus Widjojo yang ditemui (31/8) di kantornya.
Pada kesempatan itu Ketua YPKP’65 juga menyerahkan putusan final International People’s Tribunal 1965 Den Haag (26/7) yang merekomendasikan bahwa negara harus meminta maaf pada para korban kejahatan HAM masa lalu.
Bagi YPKP’65 sendiri menyadari bahwa penyelesaian secara tuntas, bermartabat dan berkeadilan untuk kasus kejahatan HAM masa lalu memang tidak lah mudah. Tetapi realitas bahwa para korban Tragedi 1965 telah lebih setengah abad menanti datangnya keadilan hakiki di tengah usia yang menua; tak bisa dipandang sebelah mata dan diabaikan begitu rupa.
Penantian selama ini telah lebih dari cukup untuk dijadikan pelajaran merawat harapan. Mustahil dengan melulu mengandalkan kebaikan rejim di tengah kekuatan sisa Orba yang mengepung kekuasaan Presiden dengan kepentingan-kepentingan politik sektariannya.
Sehingga patut dipertimbangkan desakan yang lebih keras dari komunitas internasional. Itu sebabnya putusan akhir pengadilan HAM Internasional di Den Haag dipandang merupakan capaian yang strategis untuk dibawa ke sidang komisi-komisi PBB. Hal mana juga akan membantu mewujudkan Nawacita Presiden hari ini. [hum]



Your comment?