Temu Korban 65 Boyolali Dijaga Polisi
![BOYOLALI: Peserta temu korban/penyintas 65 Boyolali (14/4)bergambar bersama aparat kepolisian dari Polres setempat [Foto: Humas YPKP'65]](https://ypkp1965.org/wp-content/uploads/2017/04/170406_boyolali-655x360.jpg)
Pertemuan (16/4) korban/penyintas tragedi kemanusiaan 65-66 yang berasal dari berbagai wilayah kecamatan se Boyolali, dijaga dua aparat polisi dari Polres setempat.
“Ini sesuai perintah Kapolres, kami harus menjaga masyarakat dari berbagai ancaman”, kata Joko Suseno. Petugas yang hadir disertai Adi polisi lainnya itu bahkan dipersilahkan mengikuti keseluruhan acara hingga usai dan berfoto bersama peserta.
“Tak ada masalah. YPKP 65 juga organisasi yang legal”, Bedjo Untung menanggapinya sebagai hal positif dan sebagai Ketua YPKP 65 Pusat, dia menyampaikan terimakasihnya atas sikap kepolisian di Boyolali yang menunjukkan sikap yang semestinya.
Apresiasi Polisi
![TERBITAN: Terbitan YPKP 65 "Soeara Kita" digemari oleh para korban/penyintas 65 di daerah [Foto: Humas YPKP 65]](http://ypkp1965.org/wp-content/uploads/2017/04/17-04-19_00.39_byl-SK-147x300.jpeg)
TERBITAN: Terbitan YPKP 65 “Soeara Kita” digemari oleh para korban/penyintas 65 di daerah [Foto: Humas YPKP 65]
Ini paradoks dengan apa yang selalu dilansir kelompok reaksioner tentang fitnah kebangkitan komunis di Indonesia. Tak ada alasan untuk menaruh curiga apalagi membubarkan acara-acara seputar tragedi 65 yang digelar di berbagai tempat. Karena harus dibedakan antara problem dan konstelasi politik dengan masalah universal kemanusiaan.
“Tak benar korban 65 hendak membangkitkan kembali PKI”, tegas Bedjo Untung. Sebagai Ketua YPKP 65 Pusat, ia mengapresiasi kehadiran aparat kepolisian dengan memproteksi pertemuan-pertemuan para korban.
Meskipun hingga saat ini, di Boyolali masih ada aparat pemerintah yang memberlakukan politik stigma dan perlakuan diskriminatif terhadap para korban. Namun terhadap masalah seperti ini, jika tak segera membaik; YPKP 65 akan melibatkan kewenangan Ombudsman RI.
Sebagaimana diketahui di beberapa daerah, seperti Pati, Pekalongan dan Cilacap, sikap aparatur keamanan khususnya dari kalangan intel militer masih phobia dan bertindak berdasarkan asumsi impunitasnya. [hum]
Your comment?