FPI Buat Bendera PKI, FPI Pula yang Bikin Rame

2560 Viewed Redaksi 0 respond
Image : Bendera PKI Buatan FPI yang Disita Anshor (Sumber : Akun Twitter @EmillyLuwita46)
Image : Bendera PKI Buatan FPI yang Disita Anshor (Sumber : Akun Twitter @EmillyLuwita46)
 Fery Padli | 

Belakangan ini kita dibikin bising dengan isu bangkitnya PKI. Sebelumnya PKI sempat eksis di Indonesia yaitu zaman orde lama. Yang mana pada waktu itu PKI dibiarkan berkembang dengan politik Nasakomnya Soekarno.

Menurut sejarah, PKI telah melakukan pemberontakan beberapa kali. Bahkan sebelum Indonesia merdek,a PKI telah terlebih dahulu memberontak.

Pemberontakan pertama terjadi pada tahun 1926-1927. Perlawanan ini terjadi di dua tempat; Sumatera Barat dan Banten. Di Sumatera Barat, tepatnya di Tanjung Apulu PKI membakar rumah-rumah milik pegawai pemerintah Belanda beserta kaki tangannya. Kemudian di Padang Siberuk pemberontak membunuh kepala nagari yang pro kepada penjajah Belanda. Beberapa penduduk yang dianggap kaki tangan Belanda juga ikut dibunuh.

Pemberontakan di Banten diawali dengan penangkapan tokoh PKI oleh pemerintah Belanda.  Golongan PKI bersama para petani kemudian membunuh kaum priyayi yang telah terseleksi, yaitu yang bukan asli Banten dan sering menindas rakyat. Di Kota Labuan juga terjadi pemberontakan, yang mana pada malam hari ratusan masa PKI dengan senjata lengkap menyerbu kota tersebut. Seminggu kemudian pemerinah kolonial Belanda menangkapi para pemberontak hingga berhasil di padamkan.

Selanjutnya pemberontakan terjadi tahun 1948 atau yang dikenal dengan peristiwa Madiun. Pemberontakan berawal dari ketidakpuasan PKI terhadap hasil perjanjian Renvile. Kabinet Amir Syarifudin diganti Soekarno dengan Kabinet hatta. Amir tidak terima dengan keputusan Soekarno ini, lalu bergabung dengan golongan kiri dan berusaha mendapatkan kembali jabatannya. Februari 1948 kabinet Amir yang berada diluar pemerintah berganti nama menjadi Front Demokrasi Rakyat (FDR), yang melecehkan Perjanjian Renvile. Padahal Amir sendiri yang merundingkannya.

Agustus 1948 Muso ke Jogjakarta dari Uni Soviet. Muso kemudian bersama FDR bersatu dengan PKI. Satu bulan setelahnya terjadi pertempuran antara masa pro PKI dan masa kontra PKI. Pasukan PKI berhasil dipukul mundur hingga ke Madiun, lalu bergabung dengan masa PKI lainnya.

Klimaksnya pemberontakan PKI terjadi pada 18 September 1948. Pemberontakan ini bertujuan untuk meruntuhkan sistem Pemerintahan RI dan menggantikannya dengan sistem Uni Soviet. Dua minggu kemudian Madiun berhasil diduduki oleh TNI dan Polisi. Amir berhasil ditangkap dan dihukum mati. Aidit bersama rekannya melarikan diri ke Cina dan Vietnam dan Muso ditembak mati saat melarikan diri dari tahanan.

Terakhir, pemberontakan PKI terjadi pada tahun 1965. Pemberontakan berawal dari permintaan PKI agar masyarakat dipersenjatai. Hal ini kemudian menimbulkan konflik antara PKI dengan Jendral Ahmad Yani. Ahmad Yani mengatakan ihwal tersebut hanya presiden yang paling berhak menentukan. Di sisi lain, elit angkatan darat banyak yang mengalami penyerangan karena gaya hidup mereka yang hedonis dan sering bersikap reaksioner. Sementara itu Soekarno sedang sakit keras. Hal ini memunculkan gejolak kekuasaan dan Soekarno meminta agar aidit agar lebih waspada.

30 September 1965 atau malam 1 Oktober 1965 terjadilah percobaan kudeta. Beberapa petinggi TNI Angkatan Darat diculik oleh PKI dan kemudian dibunuh dengan sadis. Namun, diantara elit angkatan darat tersebut, salah seorang yang tidak dibunuh adalah Soharto. Keesoakan harinya Soeharto pergi ke Kostrad, mengambil alih komando angkatan bersenjata. Lalu melakukan aksi penumpasan PKI secara besar-besaran.

Sikap dan tindakan PKI yang kerab melanggar hukum, kejam dan curang membuat pemerintah membubarkannya. Termasuk menetapkan TAP MPR No 25 tahun 1996, bahwa segala hal yang berbau PKI dilarang di Indonesia. Jadi, saat ini PKI sama dengan HTI yaitu tidak boleh berkembang lagi.

Untuk mengenang pristiwa kudata 1965 dibuatlah film propaganda oleh Pemerintah Orba dengan judul “Penumpasan Penghianatan G30SPKI”. Film tersebut banyak menceritakan tentang kekejaman PKI terhadap beberapa jendral yang diculik. Hal ini yang sedang rame dibicarakan di masyarakat saat ini. Karena ada yang pro dan kontra film ini diputar kembali.

Ideologi komunis dapat dikatakan telah kolaps. Bahkan beberapa negara penganut paham komunis seperti Cina dan Rusia sudah pindah haluan ke kapitalis. Hanya saja di Indonesia kembali diungkit-ungkit. Beberapa orang menuduh di kabinet Jokowi ada PKI. Sampai-sampai ada yang menulis buku berjudul “Jokowi Undercover”. Buku ini berkonten Jokowi dari keluarga PKI. Namun ternyata, haya fitnahan terhadap presiden dan keluarganya. Bambang Tri Mulyono sang penulis buku kemudian dihukum 3 tahun penjara karena terbukti melanggar UU ITE.

Termasuk diantaranya yang menggembor-gemborkan PKI adalah Ormas radikal FPI. FPI Ormas yang terlihat paling getol menyuarakan penolakan terhadap berkembangnya PKI. Namun lucunya, PKI yang sebenarnya tidak berkembang tapi mereka sendiri yang bikin rame. FPI mencetak bendera PKI. Kemudian melakukan demo tolak PKI dengan membakar bendera yang dicetak sendiri tersebut, seperti telah disekenario.

Melihat kejadian ini, jangan-jangan bukan PKI yang berkembang tapi FPI yang ingin mengacaukan Indonesia dan menjatuhkan citra Jokowi. Karena mereka juga dekat dengan Capres abadi rival presiden Jokowi.

*Fery Padli, Traveler | Creative Writer | Reader | Coffee Lover | WA : 082377752229 | BBM : D5E8650C | Email : ferypadli1@gmail.com

Sumber: Seword.Com

Don't miss the stories follow YPKP 1965 and let's be smart!
Loading...
0/5 - 0
You need login to vote.
ilustrasi penjara. sxc.hu

Kisah pelarian tiga Gerwani dari penjara Bukit Duri

Hasanudin Abdurakhman (Ilustrasi: Edi Wahyono)

Cerdas Memahami Sejarah 1965

Related posts
Your comment?
Leave a Reply