TABUR BUNGA di MAKAM KUBURAN MASSAL TRAGEDI 1965 PEMALANG / 17 Agustus 2022/YPKP65

Ketika banyak orang rayakan proklamasi RI ke-77 dengan panjat pinang atau lomba makan krupuk, menyanyikan lagu dangdut bersuka-ria, para Korban pelanggaran HAM Tragedi 1965/YPKP65 Cabang Pemalang lakukan tabur bunga, mengenang para korban yang dieksekusi secara tidak manusiawi dan tanpa melalui proses peradilan.
Mereka para korban belum bisa tertawa riang gembira karena saudaranya, kakek, nenek, ayah, paman, mau pun kerabatnya yang hilang sampai hari ini belum diketemukan.
Diketemukannya kuburan massal di daerah Pemalang oleh relawan dan peneliti YPKP 65 Kabupaten Pemalang, sedikit menyemangati karena diyakini, di tempat-tempat itulah para sanak saudaranya dimakamkan.
Ada 4 titik lokasi Kuburan massal di kabupaten Pemalang yang telah diketemukan:
1. Kuburan Massal di Pandanwangi
2. Di pesisir Pantai Widuri
3. Di hutan samping Taman Makam Pahlawan Penggarit, dan
4. Kuburan Massal di Sukowati Ampelgading.
Mereka para korban dan keluarga korban pada hari proklamasi 17 Agustus 2022 ini mengenang dan melakukan ritual tabur bunga.
Iring-iringan korban dan keluarga korban sejak pukul 09.30 telah mulai berkumpul di rumah Pak Mulyono di desa Kendaldoyong Petarukan terus menuju desa Pandanwangi.

simak pula simak pula
Situs Genosida dan Kuburan Massal 1965-1966 di Pemalang : Dari Kuburan Massal Pandanwangi, Penggarit, Sokawati Hingga Widuri
Di halaman depan rumah penduduk ada 4 meter persegi bidang tanah ditandai batu kali menyembul dari rumput hijau terawat apik sebagai penanda di situ terkubur 6 putra terbaik, korban kebiadaban penguasa jagal yang lakukan pembunuhan massal pada tragedi 1965/66.
Korban tersebut adalah:
1. Sugeng, pegawai Perhutani Desa Banjaran
2. Suwono CPNS – Calon Pegawai Negeri Sipil Kendaldoyong
3. Dukri pengrajin Tenun dari Desa Wanarejan
4. Darno Guru Sekolah Rakyat Kendaldoyong
5. Sarwanto Guru Sekolah Rakyat Kaligelang
Mereka diculik dari rumah-rumah tahanan di gedung bioskop Kalimosodo dan gedung PGRI Petarukan pada Oktober-November 1965 dibawa ke lokasi ini di Pandanwangi yang ketika itu berupa empang-empang, rawa-rawa di pesisir laut Jawa yang berjarak kira-kira 12 kilometer ke arah utara dari pusat kota.
Para tahanan dalam keadaan tangan diikat, mata ditutup. Tidak tahu akan dibawa ke mana.
Di malam gelap 6 tahanan itu dibawa ke pesisir di desa Pandanwangi dengan menggunakan truk-truk pabrik gula yang dipaksa untuk angkut tahanan di Pemalang. Berondongan senapan mengeksekusi putra-putra terbaik yang juga ikut membangun kota Pemalang. Mereka para Tapol harus mati tanpa mengetahui apa kesalahannya.

Kenang, kenanglah korban.
meski engkau dihilangkan, dibuang, dicampakkan
namun,
engkau adalah mutiara
karena engkau tidak bersalah
engkau menjadi korban
oleh penguasa yang haus darah
****
(bj YPKP65)
****
Keterangan Gambar:
1. Iring-iringan ibu-ibu Korban/keluarga Korban 65 menuju Kuburan Massal Pandanwangi
2. Pak Mulyono dan Bedjo Untung menjelaskan Nama-nama Korban yang dikuburkan di makam kuburan massal Pandanwangi.
3. Tabur bunga dan kirim doa untuk korban 65
(Gambar oleh photographer Indra Siagian)
Don't miss the stories follow YPKP 1965 and let's be smart!
Filed in Uncategorized
Your comment?