Sudarno Penggiat YPKP 1965 Pekalongan : Dari Abdi Negara, Tapol Buru, Hingga ‘Penyembuh’ Bagi Sesama Penyintas ’65
Sudarno, mantan tapol Pulau Buru yang kini bermukim di Pekalongan, Jawa Tengah, secara lebih detail mengisahkan pedihnya perlakuan yang dialaminya. Ketika pertama kali hidup di Pulau Buru pada Agustus 1970, ia bersama ribuan tapol lainnya diharuskan mencabuti rumput berduri tanpa alat. Sebab, sabit dan cangkul untuk membuka lahan baru tersedia beberapa hari kemudian. Mereka menanami lahan dengan jagung dan singkong di bawah todongan senjata. Kalau gerimis turun, mereka tetap bekerja karena akan menerima pukulan bila nekat berteduh. Menurut tentara yang menjaga para tapol, manusia tidak boleh seperti garam, yang meleleh saat kena air. Jadi, meski hujan lebat, para tapol harus tetap bekerja. Sebelum lonceng berbunyi tepat pukul 12 siang, mereka tidak boleh beristirahat.
“Dipukuli itu sudah biasa, tidak ada yang lepas dari siksaan, termasuk saya sebagai kepala kelompok. Jadi kepala kelompok itu harus punya nyawa dobel,” tuturnya saat dihubungi detikX pada akhir Maret lalu.
“Wajar jika mereka yang masih hidup menuntut rehabilitasi dan ganti rugi.”
Lelaki kelahiran Kajen, Pekalongan, 17 Maret 1943, itu tak menampik jika hasil panen palawija, perkebunan, dan pertanian di Pulau Buru melimpah ruah. Tapi sebagian besar dijual, dan hanya sebagian kecil yang dikonsumsi para tapol.
“Ada yang menggergaji kayu untuk dijadikan papan dari pohon meranti di tengah hutan, tapi papan dijual oleh komandan tentara. Kami ini ya capek saja. Kadang-kadang dikasih garam, gula, atau kamper,” tutur Sudarno.
selengkapnya Warga Cemburu pada Tapol Pulau Buru? – detik.com
Pengabdi Negara yang Terbuang – kbr.id
Hampir 50 tahun mereka dilupakan tanpa memperoleh kejelasan status dan dana pensiun. Belum lagi penderitaan di penjara dan stigma negatif yang mereka tanggung seumur hidup.
Dari Penyintas Tragedi 65 ke Penyembuhan Trauma
Adalah Sudarno, penyintas tragedi 1965 dari Kajen yang jadi penyembuh bagi korban dan penyintas lainnya. Ia dikenal luas, terutama di kalangan mantan tahanan politik (eks Tapol) di wilayah Pekalongan Jawa Tengah. Pada 1979, selesai ia dibebaskan dari 9 tahun menghuni “inrehab” (kamp kerja paksa_Red) Pulau Buru, eks Tapol dari Unit 7 ‘Wanasurya’ ini surfive dengan menjadi terapist akupunktur; keahlian yang ia dapat dan ia pelajari selama dipenjara di pulau pengasingan Maluku Selatan.
Your comment?