Selamat Jalan Bung Eddy Sugianto (Eks Tapol 65 dan Aktivis Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia)

540 Viewed Redaksi 0 respond
Screen Shot 2023-10-09 at 11.23.46 AM

SELAMAT JALAN BUNG EDDY SUGIYANTO

SELAMAT ISTIRAHAT PANJANG

Tahanan Politik 65: Terpaksa ‘Akrab’ dengan Koramil CNN Indonesia

Cirebon (5 Oktober 2023/YPKP65)

Berita mengejutkan seolah tidak percaya, Eddy Sugiyanto lahir 15-06-1944 telah menghembuskan nafas terakhir diperkirakan pada Selasa 03 Oktober/Rabu 04 Oktober 2023 dini hari.

Wafat dalam usia 79 tahun 4 bulan.

Jenasah baru diketahui pada Kamis 5 Oktober 2023 pagi terbaring di tempat tidur dalam kondisi sudah tak bernyawa setelah 2 hari sejak wafat.

Untuk memastikan penyebab kematian, jenasah dikirim ke rumah sakit dan dimandikan untuk selanjutnya pada menjelang Isa, jenasah dimakamkan di Pemakaman Keramat yang terletak di belakang Kantor Kuwu Gegesik Kulon wilayah Kabupaten Cirebon 700 meter dari rumah kediaman almarhum.

Bung Eddy Sugiyanto tinggal sendirian di rumah kecil yang sekaligus menjadi warung sembako untuk menyambung hidup. Ia hidup tanpa istri setelah sang istri wafat kira-kira 10 tahun yang lalu.

Shinta putrinya – yang sehari-hari menemani dan menjaga warungnya, bersama suami tinggal di rumah sendiri di perumahan sederhana di daerah Sumber yang jaraknya 30 kilometer dari rumah Bung Eddy Sugiyanto.

Tiap hari, putrinya menengok sang ayah di Gegesik dan menjaga warungnya bersama Bung Eddy Sugiyanto.

Satu hari sebelum kejadian wafatnya Bung Eddy, sebagaimana biasanya Shinta bermaksud mau menengok sang ayah dan menjaga warungnya. Namun, pada Selasa 03 Oktober 2023 di desa Gegesik sedang berlangsung pesta arak-arakan Maulud dimana dihadiri ribuan pengunjung dari berbagai desa sekitar. Jalan ditutup untuk semua kendaraan bermotor.

Shinta tidak bisa masuk ke lokasi dan ia putuskan kembali ke rumah di Perumahan Sumber. Ia hanya memantau lewat tilpun dengan berkirim pesan via Whatsap.

Pada Selasa 03 Oktober 2023 Bung Eddy Sugiyanto masih menjawab percakapan dalam Grup WA-YPKP65 sampai pukul 19.45.

Malam itu membahas topik Gerakan 01 Oktober 1965. Bung Eddy menulis dalam WA cukup panjang dan mengirimkannya sebanyak dua kali, jam 18.41 terdiri dari 28 baris dan pada pukul 19.45 (hampir 1 jam sesudahnya) ia kirim WA hanya sepanjang 6 baris.

WA kedua masih ada tanda “koma” tidak dilanjutkan.

Menurut keterangan Shinta, berdasar rekaman CCTV yang terpasang di rumahnya, pada Selasa malam pukul 24.00 masih ada suara batuk dan suara video Youtube hal tragedy 1965.

Pada Rabu 04 Oktober 2023, sebagaimana biasanya, Shinta ingin menengok ayah dan menjaga warungnya. Pintu terkunci dari dalam. Pintu “rolling door” warung dalam keadaan terkunci juga. Ia mengetuk pintu, memanggil nama Pak Eddy Sugiyanto, tidak ada jawaban. Ia menunggu di rumah tetangga di depan rumah dari pukul 11.00 sampai 13.30 Pak Eddy belum juga membukakan pintu. Shinta berpikir, mungkin Pak Eddy dalam kondisi lelah, mengantuk karena kecapean kerja. Shinta akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya di Perumahan Sumber Cirebon karena tidak bisa membuka pintu. Ia tidak membawa kunci cadangan.

Pada 05 Oktober 2023, Shinta datang ke Gegesik sebagaimana biasanya tanpa ada kecurigaan. Pintu warung masih juga tertutup. Kembali memanggil nama Pak Eddy Sugiyanto. Namun, tidak ada jawaban. Dengan menggunakan kunci cadangan yang ia bawa, ia membuka gembok pada “rolling door”. Ia lalu melompat etalase untuk menuju ke kamar Pak Eddy.

Didapatinya, Pak Eddy Sugiyanto terbaring tidak bernyawa.

Shinta menangis dan berteriak sehingga para tetangga, orang sekitar rumah berdatangan.

Tidak ada tanda-tanda kekerasan. Hanya jenasah sudah mengeluarkan aroma tidak menyenangkan. Untuk keperluan pemeriksaan hal sebab kematian dan memandikan jenasah, akhirnya jenasah dibawa ke rumah sakit. Dan, dokter rumah sakit mengatakan, penyebab kematian adalah karena suatu penyakit. Tidak dijelaskan penyakit yang dideritanya.

Pada menjelang sholat Isa, jenasah akhirnya dimakamkan di Pemakaman Keramat di belakang Kantor Kuwu Gegesik Kulon/ belakang Masjid.

****

Ketika mendengar berita Bung Eddy Sugiyanto wafat, saya langsung menuju ke Cirebon dari Jakarta setelah mampir di Aksi Kamisan pada 05 Oktober 2023 di depan Istana. Dengan menaiki kendaraan angkutan umum bus dan ojek motor.

Sampai di Gegesik pukul 23.30 . Memakan waktu hampir 7 jam perjalanan.

387833417_10223861353581659_6838552319052637048_n

Di depan rumah didapatinya sebuah bendera kuning kecil dan dipan, kursi tempat duduk kosong. Namun, saya masih bisa bertemu dengan para tetangga yang bisa menceritakan apa yang terjadi terhadap Pak Eddy Sugiyanto. Saya pun diantar ke makamnya. Meskipun sudah tengah malam, suasana gelap, masih terdengar para pelayat membacakan ayat-ayat pengantar orang yang meninggal dunia.

Pak Eddy Sugianto telah tiada. Masyarakat di sekitar kampung dimana ia tinggal mengatakan, Pak Eddy orang yang sangat baik, suka bergaul. Ia juga dikenal sebagai pemain catur yang handal, bahkan berprofesi sebagai pelatih. Ia juga pemain tenis meja yang sampai wafatnya masih memberikan tutorial kepada pemain tingkat daerah/kota. Tidak mengherankan, bila Pak Eddy selalu dicari untuk diajak bermain catur atau pun bermain tenis meja.

Pak Eddy Sugiyanto juga pernah menjadi Wakil ketua YPKP 65. Ketika Ibu Sulami dalam keadaan sakit, jabatan ketua dijabat oleh Bapak Hasan Raid dan Pak Eddy Sugiyanto adalah wakil ketuanya.

Sampai nafas terakhir, Pak Eddy Sugiyanto tetap konsisten dengan arah perjuangannya, berusaha dengan kemampuan yang ada untuk mengungkap kebenaran dan menuntut keadilan serta pemulihan bagi korban tragedy kemanusiaan 1965/1966.

Ia bersama YPKP 65 melakukan penelitian, pencatatan korban dan memotivasi para korban untuk tetap teguh pada prinsipnya. Tercatat, Pak Eddy Sugiyanto melakukan penelitian ke Medan, Bukittinggi, Padang, Lampung, dan kota-kota di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pak Eddy Sugiyanto mantan tahanan politik di Pulau Buru, Nusa Kambangan, RTC Salemba dan Kamp Interogasi Kodam V Jaya Kalong Jalan Gunung Sahari Jakarta. Pada akhir September 1965 ia baru saja mengikuti Kongres CGMI (Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia) di Jakarta. Ia mengalami siksaan berat oleh para interrogator agen intelijen Kodam V Jaya Kalong. Dan akhirnya ditahan, dibuang dan dipekerjakan secara paksa selama 14 tahun tanpa proses hukum.

Selamat Jalan Kawan, cita-cita muliamu, dedikasimu, sumbangan pemikiranmu dan segala jerih payahmu demi kebenaran dan keadilan akan diteruskan oleh para generasi muda.

Salam Duka mendalam,

Bedjo Untung

Ketua YPKP 65

Studi, Organisasi, Revolusi : Menelusuri Jejak ‘Hilang’ Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) 

387810703_10223861347421505_6945207429133187016_n

Temu Korban 65 di Surabaya

386760644_10223861344221425_4703409891588797444_n

Pertemuan YPKP65 di Purwokerto Jawa Tengah

387208354_10223861348861541_4921903626439643860_n

Pak Eddy Sugiyanto bersama Peneliti Sejarah kota Cirebon

Don't miss the stories follow YPKP 1965 and let's be smart!
Loading...
0/5 - 0
You need login to vote.
Filed in
329264708_729699251901173_5069696426678659578_n

RIP Harsutejo Harsono (1935—1937, tepatnya tidak diketahui – 4 Februari 2023)

394015590_10223911407352972_3202696552702020523_n

RIP… 20 Oktober 2023 SAENAH KORBAN KEKERASAN SEKSUAL GENOSIDA 65 DARI PEKALONGAN WAFAT

Related posts
Your comment?
Leave a Reply