Perupa Lekra Sahabat Soekarno

1367 Viewed Redaksi 0 respond
Reporter: Petrik Matanasi | 10 Agustus, 2016
Sebagai pecinta keindahan, Soekarno tentu mencintai lukisan. Tak diragukan juga, Soekarno dekat dengan para pelukis Lekra yang dekat dengan PKI. Lukisan-lukisan karya pelukis Lekra menjadi bagian penting dari koleksi lukisan milik Soekarno.

Sudjojono dan Affandi

Saat kondisi politik Indonesia memanas, Soekarno tampak dekat dengan para pelukis kiri yang berafiliasi dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), yang dengan dengan PKI. Jelang 1960-an, perhatian Soekarno pada seni rupa Indonesia untuk membangun ikon nasional terlihat jelas, meski sejak lama Soekarno sudah sering berhubungan dengan banyak seniman. Mulai dari Rudolf Bonnet, Affandi, Henk Ngantung, dan tentunya Sudjojono.

Lukisan Sudjojono banyak dikoleksi oleh Soekarno. Salah satunya lukisan perempuan yang penuh keindahan di mata Soekarno. Lukisan yang diberi judul “Di Depan Kelambu Terbuka” dirampungkan Sudjojono di tahun 1939. Lukisan ini memotret sosok perempuan yang pernah berusaha dikeluarkan dari sebuah lokalisasi, tetapi malah meninggalkan Sudjojono dan kembali ke dunia kelamnya.

Lukisan lain Sudjojono yang dikoleksi Soekarno bertema revolusi dan perjuangan. Maklum, Sudjojono dan Affandi, di awal-awal revolusi pernah kebagian kerja dari Soekarno untuk membuat poster-poster revolusi. Apalagi Sudjojono di mata Soekarno terlihat sebagai organisator yang memimpin para pelukis.

Sedangkan Affandi, sang maestro, terlihat hebat hasil lukisannya sejak awal. Bung Besar begitu terkesan dengan salah satu poster yang dibuat Affandi dan memintanya. “Affandi, ini bukan poster biasa, tapi lukisan yang sangat bagus,” kata Soekarno.

“Ah, ini kan poster,” tampik Affandi tanpa bermaksud merendah. Sebagai seniman, dia hanya berkata apa adanya. Affandi memang meniatkannya untuk poster, bukan lukisan. Hanya kebetulan, ukurannya sebesar lukisan di sebuah media kain yang disambung.

Soekarno yang sangat memahami watak seniman pun mengalah. “Kalau begitu poster ini untuk saya saja,” pintanya. Belakangan, poster yang disimpan itu dipajang Soekarno layaknya lukisan.

Pada lain kesempatan, Soekarno pernah meminta Affandi untuk melukiskan potret mantan mertua pertamanya, HOS Tjokroaminoto. Lukisan itu, menurut Kartika Affandi, dirampungkan di Yogyakarta.

Salah satu pelukis kiri yang karyanya dikoleksi Soekarno adalah Henk Ngantung, mantan Gubernur Jakarta. Meski terlupakan, lukisan Henk Ngantung tentu haram untuk dimusnahkan pemerintah. Sebab lukisan Henk yang berjudul “Memanah” adalah latar yang menghiasi jumpa pers pertama kali Soekarno dengan wartawan setelah proklamasi pada 17 Agustus 1945. Meski rumah proklamasi hilang, lukisan Henk Ngantung diselamatkan Soekarno.

Sejarah lukisan “Memanah” ini menarik. Soekarno pertama kali melihatnya di tahun 1944, di Keimin Bunka Sidhoso (Pusat Kebudayaan) di Jakarta. Soekarno yang kala itu belum jadi presiden memujinya. “Lukisan bagus. Ini sebuah simbol bangsa Indonesia yang terus, terus, dan terus bergerak maju,” kesan Soekarno.

Soekarno lalu mendekati Henk di studio milik Henk setelah pameran selesai. “Aku ingin membeli lukisan itu,” kata Soekarno dengan yakin.

“Untuk Soekarno, saya dapat hadiahkan lukisan itu. Tapi saya perlu uang,” ujar Henk sembari menjelaskan bahwa lukisan itu belum selesai. Henk akan selesaikan jika ada model.

“Aku, Soekarno akan jadi model,” tawar Soekarno penuh percaya diri. Henk dengen cepat memolesnya. Hanya sekitar 30 menit. Begitu beres, lukisan itu pun dipajang di ruang tamu, tempat jumpa pers diadakan setelah proklamasi 17 Agustus 1945.

Kebanyakan pelukis yang dekat dengan Soekarno, seperti Sudjojono, Affandi, Trubus, Gambiranom, Hendra Gunawan, Henk Ngantung dan lainnya. Mereka anggota dari Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), yang dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pasca Oktober 1965, karena kedekatan dengan PKI, banyak seniman Lekra ditangkap. Sementara Soekarno, tak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan seniman-seniman kesayangannya itu.

Sumber: Tirto.Id
Don't miss the stories follow YPKP 1965 and let's be smart!
Loading...
0/5 - 0
You need login to vote.

Boven Digul

KSP Dorong Penyelesaian HAM Masa Lalu

Related posts
Your comment?
Leave a Reply