Angkatan Muda dan Proses Pengungkapan Kebenaran Sejarah 1965
- Dokumenter Kisah Tapol dan Penyintas Genosida 1965
Tangerang – Kisah para penyintas dan sejarah kejahatan Genosida 1965 rupanya selalu menjadi tema yang menarik perhatian kalangan muda terdidik, justru karena dalam konteks Indonesia, materi sejarah kelam masa lalu ini belum sepenuhnya dibuka seterang-terangnya.
Narasi tunggal atas peristiwa itu berujung pada anggapan bahwa persoalan sejarah 1965 telah final. Tak kurang, Menteri Pertahanan menegaskan kembali finalisasi sejarah versi Orba Soeharto itu dengan mengintervensi kalangan pendidik. Prabowo Subianto ini meminta agar kepada kaum muda terdidik terus-menerus disampaikan kekejaman PKI dalam sejarah politik kepartaiannya.
PKI yang kemudian dilarang, telah dituduh menjadi pemberontak negara dan pelaku tunggal kudeta melalui G30S pada permulaan Oktober 1965. Partai ini menjadi sasaran tunggal yang harus menanggung resiko semua malapetaka itu. Tetapi benarkah demikian?
Pasca Gestok 1965, beberapa elit partai dimahmilubkan dan dieksekusi. Akan tetapi di luar mahkamah pengadilan, terjadilah kejahatan genosida yang meluas dan terjadi di seluruh daerah Indonesia: suatu kejahatan genosida yang terus ditutup-tutupi kejadiannya. Sedangkan terhadap para pengurus, anggota dan simpatisan partai ini pun dilakukan perburuan, penyiksaan, pembunuhan, pemenjaraan, pengasingan, perampasan dan praktik kerjapaksa secara semena-mena.
Sulit diterima
Pelibatan negara asing dan propaganda kebohongan untuk menyokong dan melegitimasi operasi militer besar-besaran bagi pembasmian orang-orang PKI dan pendukung Soekarno, makin menguatkan fakta terjadinya kejahatan Genosida 1965 yang dilakukan negara di masa lalu.
Fakta-fakta dan temuan bukti baru pun telah didapatkan dari berbagai penelitian. Sehingga, menganggap selesai persoalan sejarah bangsa 1965-66 dan tahun-tahun setelahnya, sebagaimana dikemukakan beberapa kalangan termasuk pejabat Menhan baru-baru ini; sungguh sulit diterima nalar sehat.
Sejarah punya alur dan cara bertuturnya sendiri. Rupanya hal-hal yang hanya sejalan dengan narasi fasisme Orba tapi tak sejalan dengan nalar sehat – karena sarat kebohongan- seperti inilah yang mendorong kalangan muda terdidik tak tinggal diam saja di kampusnya.
Belum lama ini, sebanyak 6 mahasiswa Jurnalistik, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Gading Serpong mengunjungi YPKP 65. Kunjungan dalam rangka riset dan pengambilan gambar untuk video dokumenter ini, tak pelak bakal menambah karya jurnalisme media yang membidik tema besar seputar Genosida 1965.Di Tangerang sendiri, pada masa lalu pernah menjadi kamp konsentrasi Tapol 1965 dan terhadap semua tahanan politik rezim Orba ini dikenai kewajiban kerjapaksa. Hingga menimbulkan jatuhnya banyak korban, baik karena siksaan, penyakit maupun yang diakibatkan oleh kelaparan.
Testimoni kalangan korban yang mengalami langsung semua kekejian rejim Orba masa lalu itu akan menjadi narasi yang melawan finalisasi sejarah yang dibangun tak lain untuk tujuan melanggengkan impunitas para pelaku kejahatan terhadap kemanusiaan. [hum]
Leave a Reply
#Popular in this month
Popular
-
1Wawancara Dengan Dr Soebandrio, Kepala Badan Pusat Intelijen : Soeharto Memang PKI!
-
2Surat dari Adi Rukun
-
3Catatan Rahasia Sebelum Munculnya G30S [Secret]
-
4Laporan dan Rekomendasi Komnas HAM Tentang Peristiwa 1965 – 1966
-
5Penggalan Kepala Dipajang sepanjang Jalan
-
6Bedjo Untung: “Masalahnya di Jaksa Agung”
-
7Rocky Gerung: “Ketakutan Muncul Negara Komunis Sebenarnya Sudah Tak Ada”
-
8Bedjo Untung di Forum HAM Asia
-
9Commemoration of the “Orba” Prison in Tangerang*
-
10Tangan Mohammad Hatta Berlumuran Darah Dalam Peristiwa Madiun
-
Korban pembersihan anti-komunis Indonesia memenang...
Bedjo Untung memenangkan pengakuan di Korea Selatan untuk pencarian... read more »
-
Afro-Asiaisme di Akademi Indonesia
Wildan Sena Utama | 10 Februari Empat tahun lalu, Carolien Stolte... read more »
-
Komitmen penegakan hukum dan HAM dipertanyakan
Temuan 346 lokasi kuburan massal korban tragedi 1965-66 dilaporkan YPKP... read more »
-
Seputar Proklamasi Kemerdekaan Kita
Kesaksian Soemarsono “…Ada cerita tentang Proklamasi... read more »
-
Sekilas Tempo Doeloe [3]
Oleh: Andreas JW Gagal Menyelamatkan Bung Amir Di tengah-tengah kerja... read more »
-
Sekilas Tempo Doeloe [1]
Oleh: Andreas JW Mengenal Alimin Kira-kira awal 1946, pimpinan Jawatan... read more »
-
Tangan Mohammad Hatta Berlumuran Darah Dalam Peris...
Oleh: Martin L Dinihari 19 September 1948, Brigade 29 yang... read more »
-
Perempuan Yogyakarta dalam Perjuangan
Nur Janti | 21 Aperil 2018; 14.00 wib Para perempuan Yogyakarta... read more »
Your comment?